Kamis, 21 Februari 2008

Open your heart

Banyak orang bilang, cinta begitu sulit ditebak. Ia bagaikan burung yang menari-nari disekeliling kita, mengepakkan sayapnya yang penuh warna, memikat dan menarik hati kita untuk menangkapnya. Saat kita begitu menginginkan cinta dalam genggaman, ia terbang menjauh. Namun saat kita tidak mengharapkan, cinta hadir tanpa diundang. Kitapun tidak bisa memaksakan cinta sekehendak hati kita. Memang, cinta adalah fenomena hati yang sulit dimengerti.

Sebenarnya kita tidak perlu memeras otak terlalu keras untuk mengerti cinta. Bahkan semakin keras kita memikirkan cinta, maka semakin lelah pula kita. Cinta adalah untuk dirasakan, bukan dipikirkan. Yakinlah bahwa cinta yang kita inginkan akan datang pada saat yang tepat. Namun bukan berarti kita hanya duduk menanti cinta.

Sebarkan cinta, pada keluarga, sahabat-sahabat kita, dan sesama. Dengan memberikan cinta, maka kita telah 'mengundang' cinta untuk datang. Kita hanya perlu membuka hati. Biarkan kecantikan hati kita memancar, mempesona cinta-cinta yang terbang di sekeliling kita untuk akhirnya hinggap dan bersemayam di hati kita selamanya.

Open your heart, then it will find its own way....

Selasa, 19 Februari 2008

5 PESAN KEPADA MAHASISWA

Jaman kuliah adalah jaman keemasan bagi kebanyakan orang.
Masa yang penuh kenikmatan dan kesenangan.
Saya ingin menyarankan beberapa hal kepada teman2.
Bukan hal-hal yang berat dan penuh filosofi,
tapi hal-hal ringan yang enak manis,
tapi tetap berguna bagi masa depan anda.
Saya pilihkan 5 hal yang bisa anda kerjakan
dengan heppi heppi.


Pesan pertama, Ikutilah banyak kegiatan kampus.
Ini sangat berguna untuk masa depan anda,
karena disinilah anda mulai mempelajari tentang kepemimpinan,
sebuah hal kunci untuk sukses masa depan.
Anda juga bisa mempelajari tentang team-work, delegasi,
komunikasi, dan salesmanship sekaligus disini.
Ini membuat anda bisa lebih menghargai
kerjasama, mengetahui sulitnya meminta tolong kepada teman,
dan berlatih suatu proyek usaha tanpa resiko rugi.
Pekerjaan yang tidak disukai teman, seperti mencari sponsor,
malah harus anda kerjakan,
karena ini akan berguna untuk masa depan anda.
Semua ini anda pelajari sambil menikmati enaknya dolan-dolan
dan survey lapangan tentang cewek atau cowok keren.
Sip kan?



Pesan kedua, Koneklah pada Internet.
Internet adalah masa depan, internet adalah sumber informasi,
internet adalah sebuah revolusi. Anda bisa mencari pengetahuan
tentang apa saja disana.
Mulailah mempelajari bagaimana cara mendapatkan informasi
di internet dengan cepat dan tepat, karena dimasa depan
anda akan banyak membutuhkan pengetahuan
yang dapat dengan mudah anda keduk disana.
Disini anda juga dapat belajar bahasa Inggris dengan baik,
Bahasa Inggris sangat penting untuk masa depan anda.
Chat dan email tentuk menarik dan nikmat, dan itu sah-sah saja,
asal anda juga tetap fokus pada hal-hal lain yang lebih penting.
Playboy.com adalah bonus untuk cuci mata dan relaksasi.

Pesan ketiga, Jalan-jalan.
Nah, ini pasti sudah dalam agenda sehari hari anda,
yang penting untuk saya tekankan adalah,
pada saat anda jalan jalan, gunakan mata
dan otak anda untuk menganalisa akan situasi sekeliling anda.
Ada kesempatan apa saja disekitar anda.
Kewirausahaan adalah sebuah hal yang menarik,
dan anda dapat belajar banyak bila anda memperhatikan
bisnis yang ada disekeliling anda, baik yang sukses
ataupun yang gagal. Pikirkan kenapa suatu toko itu ramai
dan sukses, bagaimana melayani tamu dengan baik,
dekor yang bagaimana yang lagi ngetren.
Bepergianlah ke luar kota, ke luar negeri, atau kemana saja,
dan belajarlah dari apa yang anda lihat,
gunakan otak anda untuk menganalisa situasi
dan mencermati peluang.

Pesan keempat, Pacaranlah.
Hehe, ini tentu sesuatu yang sudah anda mimpikan terus
sejak di bangku sekolah dasar, ehmm dan inilah saat yang pas
untuk itu. Pacaran memaksa anda untuk bermimpi,
dan bermimpi adalah tunas dari segala jenis kesuksesan.
Pacaran juga memaksa anda belajar berkomunikasi
dengan baik, membuat anda lebih santun
terhadap orang banyak, seperti bapak si doi yang galak,
adiknya yang manja, atau anjingnya yang mbencekno.
Anda juga jadi belajar tentang bagaimana menghadapi orang.
Kalau sidia lagi marah marah atau ngambek atau sedih,
disini anda belajar bagaimana nanti dalam berbisnis
menghadapi pelanggan yang tak pernah puas.
Anda juga akan bisa belajar tentang
cara berpakaian yang baik, berdandan yang santun
dan berperilaku yang memenuhi syarat.
Kepiawaian menjual kelebihan anda pada cewek
atau cowok idaman juga sebuah cikal bakal salesmanship
yang akan anda perlukan dalam karier anda selanjutnya.
Pacaran beberapa kali tentu juga baik, asal anda tahu
batas-batas kesopanannya.

Pesan kelima, Nontonlah bioskop.
Andai saja para dosen dapat memberikan kuliah
senikmat nonton bioskop, tentu lebih banyak materi kuliah
yang akan masuk ke otak anda. Di bioskop anda bisa
dengan senang hati selama dua jam memperhatikan
sebuah alur cerita yang menarik dan turut larut kedalamnya.
Trik yang perlu anda perhatikan adalah otak anda,
jangan hanya terlena dengan ceritanya saja, tapi perlu
untuk berpikir tentang apa yang dapat anda pelajari dari film itu.
Misalkan anda nonton film Artificial Intelligence, nah disini
anda bisa berpikir apakah masa depan akan seperti itu?
Apa yang membuat manusia itu berbeda dengan robot?
Bahwa kebanyakan anda mempunyai seorang ibu,
apakah tidak sebaiknya anda sekarang lebih mencintainya?
Teknologi itu baik ataukah jahat?
Apakah ada mahluk luar angkasa? dan seterusnya.
Pemikiran yang kritis adalah awal dari kebijakan
dan kematangan pribadi setiap orang.

Kelima pesan diatas dapat dijalankan secara sendiri sendiri
atau digabungkan. Misalkan,
setelah sebuah kegiatan bersama di kampus,
nda bisa jalan jalan ke mal,
surfing di internet café bersama pacar,
terus nonton bioskop bareng. Achhh.
Selamat menikmasi masa keemasan anda semua.

Jumat, 15 Februari 2008

DELAPAN KADO INDAH

Delapan macam kado ini adalah hadiah terindah dan tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi.

KEHADIRAN
Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat, telepon, foto atau faks. Namun dengan berada di sampingnya, Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagiaan.

MENDENGAR
Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini. Sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya, ini memudahkan Anda memberikan tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

DIAM
Seperti kata-kata, di dalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya, Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomel.

KEBEBASAN
Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan . Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah "Kau bebas berbuat semaumu". Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

KEINDAHAN
Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan sebuah kado yang indah. Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana di rumah. Vas dan bunga segar cantik di ruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

TANGGAPAN POSITIF
Tanpa sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf) adalah kado indah yang sering terlupakan.

KESEDIAAN MENGALAH
Tidak semua masalah layak menjadi bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi pertengkaran yang hebat. Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah". Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini.

SENYUMAN
Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputusasaan, pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliiling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi?


KATA BIJAK HARI INI
Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah. Hidup adalah sebuah lagu, maka nyanyikanlah. Hidup adalah sebuah mimpi, maka sadarilah. Hidup adalah sebuah permainan, maka mainkanlah. Hidup adalah cinta, maka nikmatilah .

Kamis, 07 Februari 2008

Pacaran?....

Hoyaaaa… lagi mojok berdua neh! He.he.. jangan mendelik dong kalo emang ngelakuin. Bo..abo.. banyak juga neh remaja yang punya prinsip mojok terus, gesek terus, en tempel terus ama gandengannya (idih, emangnya truk?). Hmm… aneh bin ajaib memang. Urusan cinta yang diwujudkan lewat pacaran kadang nggak kenal tempat dan waktu. Kalo udah demen, nyosor terus ampe lupa kanan-kiri. Dunia serasa milik berdua doang. Orang lain mah suruh tinggal di planet senen, eh, planet pluto sekalian.

Saking menjamurnya budaya pacaran, di angkot, di pasar, di kereta, di bus, termasuk di sekolah, mudah kamu jumpai remaja yang saling memadu kasih. Lihat juga di taman kota, di trotoar jalan, termasuk di perpus. Perpus? Nggak salah? Suasananya hening lho buat mojok. Kali aja makin hot! Astaghfirullah…

Udah gitu nggak kenal waktu, bisa siang hari, bisa malam hari. Pokoknya gebet terus sampe pagi. Malam hari banyak juga lho yang sok romantis, pake gantian ngitungin jumlah bintang di langit segala, ngobrol ngalor ngidul di bawah sinar rembulan yang jatuh ke bumi, duh kayak di sinetron jadinya (eh, pas meremas jari pacarnya, ternyata jempol semua! Bukan orang kaliii.. Huhuy kebanyakan nonton Kismis tuh!) ?

Sobat muda muslim, ngomong-ngomong apa sih definisi pacaran? Kalo orang hukum bilang, pacaran adalah kontrak sosial antara laki dan wanita dalam satu ikatan dengan tujuan untuk menikah. Hmm.. bener nggak sih? Buktinya banyak yang cuma main-main doang. Lha iya, anak SD dan SMP udah pacaran, apa mereka mikir mo langsung nikah? Kayaknya, kata orang Betawi mah, “ kagak nyaket di otak dah!” Pendek kata, nggak masuk akal, sobat.

Sayangnya, pacaran udah jadi tren lho. Jangan kaget kalo ada remaja yang nggak ngelakuin pacaran, bakalan dicap sebagai kampungan, norak, dan super kuper. Sebaliknya, mereka yang jadian mengikat janji sama pasangannya, dianggap wajar karena tuntutan jaman. Wasyah! Apa nggak kuwalik neh?

Memangnya kalo jaman berubah, kita juga kudu selalu berubah? Nggak lha yauw. Kita lihat-lihat dulu. Kalo itu berubah kepada kebenaran, ya kita ikutin dong. Tapi kalo ngajak berubah untuk berani maksiat, entar dulu. Tahan.
Ngomong-ngomong soal semen, eh, pacaran, kita jadi kepikiran, bener nggak sih pacaran itu halal? Bener nggak sih pacaran itu banyak ruginya? Emangnya kalo udah pacaran kita boleh ngelakuin apa aja dengan pacar kita?

Ta’ruf, Taqarrub, dan ta’ tubruk
Remaja sekarang pada pinter ngeles lho.. (yang pinter mah..), pake ngedalil segala. Seolah-olah bakal ditolerir agama dengan dalilnya yang asal-asalan itu. Nggak lha yauw. Saat kamu membanting kartu gaple dengan balak enam sambil menyebutkan, “ini rukun iman”, tentunya bukan berarti main gaple jadi kegiatan yang islami lho. Nggak. Begitu pun dengan pacaran. Jangan mentang-mentang aman aja lho kalo kamu berdalih bahwa deketan sama lawan jenis sebagai bagian dari ta’ruf yang diajarkan agama sambil menyitir ayat tentang diciptakannya manusia dalam kultur dan suku yang berbeda-beda, yang tiada lain adalah untuk saling mengenal. Gubrak!

Jelas salah alamat sobat. Kamu yang pacaran dengan mengaku-ngaku lagi ‘ta’ruf’ kayaknya cuma kedok doang deh. Memangnya kalo pengen kenalan dengan lawan jenis itu kudu nempel terus dan berduaan aja?

Ada teman kamu yang ngelakuin pacaran kok kayaknya seperti udah jadi suami-istri. Nyebutnya aja “mamah-papa”. Itu dilakukan demi mengenal lebih dalam karakter masing-masing. Kata mereka, dengan semakin dekat kita berhubungan, semakin mengetahui kebiasaan pasangannya; mudah marah apa nggak, suka rewel atau justru asyik-asyik aja, kalo makan gembul apa nggak (harus bisa mengontrol jatah beras neh! He..he..he..), kita jadi tahu makanan kesukaannya, ngeh minuman favoritnya, dan sebagainya.

Nah, kalo udah cukup ‘kenal’ luar-dalam, bisa jadi gampang juga untuk deketan. Pengen lebih deket, makin deket, dan deket banget. Nggak heran, awalnya cuma mau temenen, eh, malah demen? Kalo udah kecantol begitu, setiap pasangan jadi nggak ragu untuk membuka diri. Hmm… jangan kaget kalo akhirnya nggak cuma berani kirim SMS or e-mail dong, tapi mulai coba dengan yang lebih iteraktif; nelpon. Bagi mereka yang udah kebelet (emangnya mo buang hajat?), pengennya deketan terus. Dalam kondisi seperti itu, udah berani main ke rumah atau ngajak jalan bareng ke mana mereka suka. Sebab kata orang, cinta terasa makin kuat justru kalo berjauhan. Sebuah kenyataan yang bertolak belakang dengan efek doppler yang justru kekuatannya makin terasa lemah jika saling menjauh (moga kamu inget salah satu kajian dalam ilmu fisika ini).

Sobat muda muslim, hati-hati deh. Kalo udah ‘ta’ruf’ dan pengennya ‘taqarrub’, sangat boleh jadi akhirnya ‘ta’ tubruk’ alias main nyosor terus. Pikirnya, mana ada kucing yang tahan jika mangsanya ngasih peluang. Mana ada yang tahan godaan kalo udah lengket-masket begitu. Bener, pake prinsip manajemen lagi; sedikit bicara banyak bekerja. Nggak ada jaminan deh kalo udah nempel begitu tanganmu nggak gerilya kemana-mana. Yee.. jadinya antara nafsu dan cinta jadi bias. Gubrak, itu namanya peluang untuk saling ‘menubruk’ makin terbuka. Jadi jangan bingung kalo kemudian kamu bisa baca di koran tentang seks bebas remaja ibu kota, juga tentang angka aborsi yang kian meroket, dan menularnya PMS (penyakit menular seksual). Hih, syerem abis!

Ruginya pacaran
Kamu kudu ngeh juga soal yang satu ini. Rugi di akhirat udah jelas. Rugi di dunia juga sebetulnya sejelas siang hari. Cuma, bisa dinetralisir dengan ‘kenikmatan’ yang langsung didapat. Dasar! Pengen tahu lebih detil? Mari kita tunjukkan.

Pertama, pacaran diduga kuat bikin kantong bolong (biasanya untuk anak cowok). Gimana nggak, kamu jadi kudu nyiapin anggaran lebih; selain buat diri kamu, tentunya biar disebut care ama yayang-nya, kalo jalan kudu punya pegangan. Malu dong kalo jalan nggak punya duit. Entar diledekin pake plesetan dari lagunya Bang Iwan Fals, “Jalan bergandengan tak pernah jajan-jajan…” (he..he..). Itu sebabnya, anak cowok kudu nyiapin segalanya buat nyenengin sang pacar. Iya dong, masak makan sendirian kalo lagi jalan bareng? Emangnya pacar kamu obat nyamuk dianggurin aja? So, pastinya kamu bakalan kena ‘roaming’ terus (backsound: rugi dah gua..).

Tapi jangan salah lho, bisa jadi anak cewek juga kudu nyiapin dana (kalo nggak minta ke ortu nodong sama pacarnya—he..he.. teman cowoknya kena juga deh). Buat apa? Huh, tanpa komunikasi, rasanya dunia ini sepi, bro! buat beli pulsa HP, terus sekarang kan jamannya internet, ya untuk chatting atau kirim-kirim e-mail cinta. Huh! Pacaran berat diongkos namanya. Bener-benar terpadu, alias terpaksa pake duit!

Kedua, bisa kehilangan privasi lho. Iya lah, kamu baru bisa nyadar kalo kamu udah putus sama yayang kamu. Betapa kamu waktu itu udah memberikan informasi apapun sama kekasihmu. Rahasia luar-dalam dirimu bisa kebongkar tanpa sadar. Celakanya, banyak pasangan yang akhirnya putus. Nggak ada jaminan kan kalo akhirnya pacarmu cerita sama yang lain setelah putus sama kamu? Atau… bisa juga putus sama kamu karena udah tahu kebiasaan jelek kamu (koor: kasihan deh eluh!..)

Ketiga, menggangu aktivitas produktif. Iya lah. Sebab, pikiran kamu manteng terus ke si dia. Inget terus sama doi. Maklumlah, bagi kamu yang kena ‘sihir’ kasmaran, pastinya inget terus sama doi. Kayaknya nggak rela kalo sehari aja nggak ketemu or denger suaranya. Nggak afdol kalo tiap jam nggak dapetin update info soal doi (emangnya situs berita? He..he…). Persis kayak pelajar yang saban harinya makan sambel melulu, katanya sih bisa bodoh. Lho? Iya, kalo ‘kerjaan’ makan sambel itu membuat doi lupa belajar (he..he..he..). Nah, pacaran disinyalir bisa membunuh produktivitas kamu. Hari libur joss terus sama pacar kamu; ke tempat rekreasi, ke mall, dan sekadar jalan-jalan nggak jelas juntrungannya. Padahal, bisa dipake untuk istirahat or kegiatan bermanfaat seperti olahraga, ngelancarin belajar ngaji, menghadiri kajian keislaman, dsb. Tul nggak?

Padahal hari biasa juga dipake ngedate terus sama gebetan kamu. Kagak ada matinya. Jadi produktivitasnya berubah. Tadinya mantengin pelajaran dan kegiatan bermanfaat lain, pas pacaran jadi mantengin yayang-nya. Apa itu nggak bikin kamu jadi kismin, eh, miskin produktivitas? Aduh, celaka banget deh!

Keempat, rentan untuk sakit hati. Bener. Kegembiraan bisa berubah jadi kesedihan. Maklum, namanya juga baru pacar, belum ada ikatan kuat yang bisa melindungi kamu berdua. Jadinya, gampang banget untuk putus. Cuma soal perbedaan kecil bisa jadi api yang membara. Ujungnya, putus deh. Kalo udah putus cinta, aduh, sakit rasanya. Bener. Perlu kamu pahami, kebanyakan orang berpacaran adalah petualangan. Jadi, bukan untuk melanggengkan ikatan itu, tapi justru masih cari-cari kecocokan. Bahaya!

Kelima, jangan bangga dulu punya pacar yang tampilannya oke punya. Senyuman mautnya bisa menenangkan kamu, sekaligus bikin gelisah. Siapa sudi kalo punya cowok mata keranjang? Nggak bisa teteg di satu hati. Masih nyari penyegaran dengan akhwat, eh, cewek lain. Siapa tahu malah kamu yang jadi ‘sephia’-nya. Cewek lain justru kekasih sejatinya. Gubrag! (suara satu-suara dua: kasihaaan deh kamu…).

Keenam, beware alias waspadalah! Kejahatan terjadi bukan karena niat pelakunya saja, tapi juga karena ada kesempatan (hei! kok kayak Bang Napi sih? He..he..he.). Gaul bebas bisa bablas euy! Kalo kamu udah saling lengket, jangan harap akal sehat kamu dipake untuk mikir bener. Justru kamu malah bimbang dengan ‘suara-suara’ yang ngomporin supaya melakukan “begituan”. Pastinya kamu nggak mau dong kayak kasusnya Eno Lerian yang menikah karena udah hamil duluan; Married by Accident! Naudzubillahi min dzalik!

Tahan nafsu dong...!
Ingat-ingat pesan Allah dan Rasul-Nya. Jangan mengklaim kebenaran dengan ukuran kamu sendiri. Bahaya. Kamu bisa aja ngasih alasan bahwa pacaran adalah menyenangkan. Itu hak kamu. Tapi jangan salah, kalo kebenaran diserahkan kepada semua orang, bisa berabe. Itu sebabnya kudu ada patokan. Apalagi kalo bukan aturan Allah dan Rasul-Nya. Betul? “Dan janganlah kamu mendekati zina, karena sesungguhnya zina adalah perbuatan yang tercela dan jalan yang buruk,” (QS al-Isra [17]: 32)

Dari Jabir ra, Rasulullah saw. berkata, “Ingatlah! Janganlah seorang laki-laki menginap di sisi seorang wanita dalam satu rumah, kecuali dia menikahinya atau dia mahramnya.” (HR Muslim)

Dalam sebagian riwayat hadits Samurah bin Jundab yang disebutkan di dalam Shahih Bukhari, bahwa Nabi Saw. bersabda:“Semalam aku bermimpi didatangi dua orang. Lalu keduanya membawaku keluar, maka aku pun pergi bersama mereka, hingga tiba di sebuah bangunan yang menyerupai tungku api, bagian atas sempit dan bagian bawahnya luas. Di bawahnya dinyalakan api. Di dalam tungku itu ada orang-orang (yang terdiri dari) laki-laki dan wanita yang telanjang. Jika api dinyalakan, maka mereka naik ke atas hingga hampir mereka keluar. Jika api dipadamkan, mereka kembali masuk ke dalam tungku. Aku bertanya: ‘Siapakah mereka itu?’ Keduanya menjawab: ‘Mereka adalah orang-orang yang berzina.” Ih, naudzubillahi min dzalik.

Jadi udah deh, pacaran itu nggak ada untungnya. Banyak sisi gelapnya. Rugi dunia-akhirat lagi. Kalo pun menurut kamu ada untungnya, itu kan baru perasaan kamu aja. Betul? Oke deh, kalo pun itu menyenangkan menurutmu, apa ada jaminan kalo aktivitas kamu bebas dari dosa? Justru, pacaran itu menyenangkan atau tidak menyenangkan buat kamu, tetep aja haram di mata syariat! Jadi, jangan nekatz berbuat dosa. Waspadalah! ?

Tambah Canggih, Tambahlah Iman

Kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini makin pesat. Banyak orang yakin bahwa berbagai persoalan yang selama ini rumit dan sulit untuk dipecahkan, akan mampu terjawab.
Dahulu, untuk berkomunikasi dengan orang lain, seseorang misalnya harus memukul kentongan. Selangkah lebih maju, kemudian ditemukan alat tulis dan kertas. Dari situ orang bisa berkorespondensi. Lalu muncul telegram, telepon, dan terakhir ini yang sedang menjamur adalah hand phone dan internet dengan berbagai variannya. Pendek kata, apa yang dahulu mustahil ada, kini mewujud di tengah-tengah masyarakat manusia dengan aneka rupa produk.
Inilah data dan fakta yang ada. Dan inilah kenyataan yang harus diterima. Tidak ada alasan untuk menghindari dari kenyataan tersebut. Kemajuan adalah sebuah keniscayaan, yang tidak bisa dibendung.
Yang menjadi pertanyaan, patutkah manusia mabuk dengan segala kemudahan dan fasilitas material itu? Patutkah manusia terlena karenanya—apalagi menganggap inilah syurga—sehingga mulailah tumbuh dalam diri manusia sikap tidak membutuhkan apa yang dinamakan bantuan Tuhan? "Kenikmatan puncak sudah di tangan, lalu buat apa keterlibatan Tuhan," pikirnya. Akibatnya pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala dipandang dengan sebelah mata. Ini adalah sebuah jalan yang keliru.
Padahal sesungguhnya kita begitu lemah. Bahkan kita tidak dapat bergerak tanpa seizin-Nya. Seluruh organ tubuh kita, gerak panca indera, air, udara, dan unsur-unsur daya dukung kreasi kita seperti otak, daya imajinasi, dan lain lain, bukan milik kita dan sedikit pun kita tidak menguasainya. Tidak ada daya dan kekuatan melainkan dari Allah yang Maha Tinggi dan Agung.
Satu hal yang hendaknya kita garisbawahi, bahwa berbagai fasilitas yang ada dimaksudkan untuk memudahkan, bukan untuk merusak. Jelasnya, bila kemajuan ilmu dan teknologi tidak menambah dekat kita kepada Allah, maka kemajuan yang terjadi sesungguhnya sekaligus bermakna kemunduran. Maju di aspek material, namun perlahan lari dari nilai keilahian. Ini sungguh berbahaya.
Bila ikatan ketuhanan telah tercerabut dari diri manusia, inilah sumber kehancuran yang sebenarnya. Sifat kemuliaan manusia akan diganti dengan sifat-sifat kehewanan yang liar dan merusak, yang rakus dan tidak pernah merasa cukup. Selanjutnya yang akan mucul bukan nilai-nilai utama insaniyah seperti kejujuran, kebersamaan, dan kemaslahatan bersama, tetapi kecenderungan merusak dan memancaatkan orang lain untuk dirinya.
Allah berfirman, "Dan bila dikatakan kepada mereka. ‘Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi.’ Mereka menjawab, ‘Sesungguhnya kami (adalah) orang-orang yang mengadakan kemaslahatan.’" (Al-Baqarah: 11).
Manusia jenis ini sangat membahayakan. Banyak korban yang berjatuhan, tetapi dengan kemampuannya membungkus-bungkus, banyak orang yang tidak sadar bahwa dirinya telah jadi korban.
Lebih lanjut Allah mengingatkan, "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat dari perbuatanmu itu), dan janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin." (At-Takatsur: 1-5)
Secara eksplisit mungkin kita belum mengatakan, buat apa Tuhan? Namun dalam sikap dan tindakan kita—yang mungkin kita dapat mengukurnya—jangan-jangan telah cenderung ke arah sana. Tenggelam dalam kenikmatan semu dunia, hingga melalaikan Tuhan.
Semestinya semakin bertambah tingkat kemajuan, semakin meningkat pula nilai syukur dan keimanan kita.